Pages

Jumat, 13 April 2012

MARSEILLES, KOMPAS.com - Observasi para astronom kembali membuahkan
hasil. Sebuah planet baru bernama
Corot-20b ditemukan. Planet ini
tergolong planet gas raksasa dan
berjarak 4000 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini ditemukan tahun 2011 lewat
misi European CoRoT, teleskop
antariksa yang memburu planet
dengan melihat kedipan cahaya
bintang saat suatu planet melewati
muka bintang tersebut. Penemuan juga dibantu dengan instrumen
HARPS di observatorium Chile untuk
mengonfoirmasi keberadaan planet
dengan melihat "goyangan" akibat
tarikan gravitasi planet. Kombinasi dua teknik itu berhasil
mengungkap bahwa Corot-20b
memiliki orbit elips dan mengelilingi
bintang induknya (Corot-20) pada
jarak terjauh 13.463.820 kilometer.
Astronom juga berhasil mengungkap ukuran dan massa Corot-20b.
Diketahui, ukuran planet tersebut
hanya 4/5 Jupiter namun massanya
mencapai 7 kali Jupiter. Massa jenis tinggi Astronom menaruh perhatian pada
rasio ukuran dan massa planet.
Dengan rasio yang begitu "jomplang",
Corot-20b menjadi salah satu planet
dengan massa jenis atau kepadatan
tertinggi. Teori umum tentang planet gas raksasa mengungkapkan bahwa
setiap planet gas tersusun atas inti
padat dan dikelilingi oleh atmosfer gas
yang tebal. Jika teori itu benar, maka massa inti
Corot-20b adalah 50-77 persen dari
massa planet. Ini sangat kontras
dengan massa inti Jupiter yang hanya
15 persen massa total. Astronom
mengungkapkan bahwa untuk bisa memiliki inti yang begitu massif,
Corot-20b harus "melanggar" proses
pembentukan planet yang kini diyakini
para astronom. Konon, planet terbentuk dari debris
yang mengelilingi bintang yang baru
terbentuk, disebut piringan protoplanet.
Sejumlah planet dan asteroid bisa
terbentuk lewat proses tersebut. Bila
proses yang sama terjadi pada Corot-20b, maka planet tersebut harus
menyedot semua atom dari unsur
yang lebih berat dari helium untuk bisa
memiliki inti padat. "Ini sesuatu yang sulit untuk dipercaya
dan diakui kebenarannya," kata Magali
Deleuil dari Laboratory of Astrophysics
of Marseilles di Perancis, seperti dikutip
National Geographic, Rabu
(22/2/2012). Memang ada kemungkinan lain, di
mana unsur berat di planet tersebar di
atmosfer, bukan hanya ada di inti.
Tetapi, ini juga sulit dipercaya. Sebab,
jika benar, planet ini akan menjadi
planet tipe baru. Bisa juga, planet dulu berukuran lebih
besar, kemudian unsurnya tersedot
oleh bintang induk. Tapi, jarak bintang
induk dan Corot-20b tidak
memungkinkan terjadinya hal ini. Hingga saat ini, jawaban pasti tentang
sebab tingginya massa jenis Corot-20b
belum diketahui. Penelitian tentang
jumlah planet yang ada di sistem
Corot-20 sedang dilakukan untuk
mendapatkan jawaban. Temuan Corot-20b dipublikasikan di
Astronomy & Astrophysics yang terbit
bulan Februari 2012. Sumber : National Geographic News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar