Pages

Senin, 16 April 2012

TEORI SUPERSTRING


Teori Superstring
Alam semesta menjadi sesuatu yang banyak menyimpan rahasia. Sejak jaman dahulu sampai sekarang tidak henti-hentinya manusia memandang alam semesta ini dengan takjub dan penuh tanda tanya tentang misteri yang terpendam didalamnya. Manusia menggunakan kepandaian dan rasa ingin tahunya yang besar untuk menyingkap misteri alam semesta yang didiaminya.

Para fisikawan mencoba untuk merumuskan alam semesta ini, mulai dari bagaimana kejadiannya, sampai perkiraan akhir dari alam semesta. Beberapa teori telah didapatkan a. l. teori big bang yang menandai awal terjadinya alam semesta, sampai perkiraan umur dari alam semesta itu.Tetapi dari awal terjadinya sampai akhir hilangnya alam semesta ini masih banyak hal-hal yang belum bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah.

Pengembangan teori kuantum menambah pengetahuan mengenai partikel elementer dan interaksinya. Partikel elementer adalah sesuatu yang paling kecil yang bisa dibuktikan. Penyelidikan mengenai partikel ini memerlukan biaya yang sangat besar karena menyangkut energi tinggi, seperti yang dilakukan oleh CERN bulan Maret 2010 yang lalu. Partikel elementer menjadi sangat penting karena segala sesuatu dialam ini terdiri dari partikel tersebut. Sehingga teori mengenai partikel elementer seharusnya bisa menjawab semua permasalahan mengenai apa-apa yang ada di alam semesta ini.

Partikel elementer diperkirakan berbentuk pegas/spiral/spring, yang bisa bergetar kesemua arah, dan masing-masing partikel mempunyai frekuensi resonansi yang unik atau harmonik. Harmonik yang berbeda menentukan gaya dasar yang berbeda.Teori ini disebut ‘String Theory’. Disamping itu kuantum juga mempelajari interaksi antara partikel-partikel tersebut. Ada tiga macam interaksi yaitu , gaya elektromagnetik adalah gaya yang mengikat elektron untuk tertarik ke inti atom dan yang mendasari interaksi antar atom, gaya inti kuat adalah gaya yang menyebabkan proton dan neutron dalam inti atom tidak saling tolak menolak, gaya inti lemah adalah gaya yang bekerja ketika peluruhan sinar beta.
Untuk ukuran makro Einstein mengemukakan teori Relativitas Umum . Teori ini menerangkan adanya interaksi gravitasi dengan mengganti teori gravitasi Newton. Gaya gravitasi adalah gaya yang bekerja pada benda-benda alam yang besar, misal antara matahari dengan bumi dan planet-planet yang lain. Disamping itu Einstein memimpikan untuk menciptakan suatu teori tentang segala sesuatu (Theory of everything) yang bisa membuka sebagian besar rahasia alam ini. Teori ini berusaha menggabungkan keempat interaksi dasar diatas yaitu interaksi elektromaknetik, kuat, lemah dan gravitasi. Dengan mempertimbangkan partikel elementer sebagai suatu string yang masing-masing mempunyai harmonik tertentu. Teori ini disebut ‘Superstring Theory’.

Pada th 1960 dimulainya ide mengenai teori ini dengan perkembangan naik turun. Pada th 1980 teori ini mendapat tantangan karena adanya anomali perhitungan dimana kalkulasi persamaan mendapatkan hasil yang berbeda ( inkonsistensi matematis ).Pada tahun 1984 hal ini dapat dipecahkan.
Perkembangan selanjutnya adalah berkembangnya teori ini menjadi 5 variasi, yang tentu saja membingungkan karena pada dasarnya para fisikawan berharap bisa menemukan satu teori yang elegan yang bisa menjelaskan semua hukum-hukum alam.Pada th 1990 kelima teori ini bisa digabungkan menjadi satu teori saja yang kemudian dinamakan M-theory. Teori superstring belum bisa dibuktikan karena dalam bidang sains, suatu teori harus bisa dibuktikan secara experimen, sehingga bisa diterima sebagai suatu kebenaran ilmiah. Hal ini disebabkan dimensi string yang sangat kecil (sekitar satu per trilyun trilyun dari ukuran satu atom) sehingga membutuhkan teknologi yang tinggi untuk bisa mengamatinya dan sampai sekarang hal itu masih belum mampu dilakukan.Juga dalam perhitungannya masih harus memecahkan masalah matematika yang sangat rumit, menyangkut dimensi yang dilibatkan yaitu meliputi 10 atau lebih dimensi termasuk dimensi waktu.

Kesepuluh dimensi meliputi 3 dimensi ruang yaitu panjang lebar dan tinggi dimensi keempat adalah dimensi waktu. Sedangkan ukuran string yang sangat kecil jauh lebih kecil dari ukuran atom akan muncul dimensi yang lainnya. Gambar diatas adalah perkiraan bentuk dari 6 dimensi oleh Calabi-You manifold yang memunculkan ide dari simetri cermin. Hal yang sulit dilihat dan dibayangkan karena orang terbiasa dengan pandangan 3 dimensi saja. Teori dan experimen untuk menemukan partikel elementer masih terus dilakukan oleh fisikawan diseluruh dunia, disamping itu perumusan matematika untuk menunjang teori-teori ini juga terus dikembangkan . Ini adalah suatu kontribusi dari fisikawan ( dan fisikawati) untuk kesejahteraan umat manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini.
Sumber naskah dan gambar : Wikipedia dan http://deceng.wordpress.com/2007/11/08/string-theory/

Michio Kaku: Sang Penggiat Teori Superstring

Jagad raya yang maha luas menggelitik relung angan manusia: Dapatkah kita pergi ke sana? Mampukah kita mengarungi samudera bintang, singgah ke planet-planet, berkelana menembus galaksi tanpa butuh waktu lama? Mampukah kita?Jawabannya mungkin saja. Belakangan teori Isaac Newton direkonstruksi, teori Albert Einstein dibongkar lagi, berharap menemukan visi, bahwa jalan memintas galaksi, bahkan mungkin waktu, mungkin saja bisa diarungi.

Salah satu ilmuwan yang sangat concern terhadap kemungkinan masa depan manusia mewujudkan angan-angan itu ialah Michio Kaku. Warga Amerika Serikat keturunan Jepang ini lahir di Palo Alto, California. Ia adalah profesor di bidang Advanced Study di Universitas Princeton dan City University New York. Gelar B.S. dalam bidang fisika (summa cum laude) ia peroleh dari Universitas Harvard, lalu gelar Ph.D ia raih di Universitas California di Berkeley.

Pandangan-pandangannya menarik sekaligus memberikan harapan. Ia salah satu dari segelintir ilmuwan bidang fisika yang serius mendalami Theory of Everything atau teori segalanya, yakni sebuah teori tunggal yang menggabungkan penjelasan ilmiah atas gravitasi, elektromagnetik dan dua kekuatan nuklir yaitu nuklir kuat dan nuklir lemah. Teori ini bisa diartikan sebagai penyatuan gaya kuantum dan gravitasi.
Teori “superstring” atau senar super yang ia kemukakan memperluas pernyataan Einstein bahwa alam semesta terdiri dari empat dimensi ruang dan waktu yang berkembang atau hyperspace. Kelengkungan ruang dan waktu menyebabkan adanya gravitasi. Ketika senar bergerak dalam ruang dan waktu, senar tersebut melintasi ruang dimana hal ini telah diperkirakan Einstein. Dalam bahasa sederhana, gravitasi dapat disatukan dengan kekuatan kuantum lainnya (dua kekuatan nuklir dan elektromagnetik). Cahaya, sebagai bagian dimensi ke-5 merupakan komponen senar lainnya yang jika empat gaya dasar dapat digabungkan, akan menjadi dimensi yang lebih besar, yakni 10 dimensi. Ini akan membantu dalam memahami persoalan tentang ruang dan waktu.
Mengenai perjalanan menyeberangi waktu, salah satu teori yang juga dikupas oleh Michio Kaku ialah teori lubang cacing, suatu saluran yang digosipkan dapat membawa manusia melintasi ruang dan waktu. Seperti kisah novel “The Time Machine” karangan H.G Wells dimana manusia dapat melintasi masa. Ibarat terowongan, dua ujung lubang cacing terletak bersebelahan dalam ruang namun terpisah dalam waktu. Meski cukup membuat kening berkerut – karena itu artinya kita dapat kembali ke masa lalu, sementara waktu sendiri bersifat paradoks – teori ini bukannya ditabukan karena pernah dikemukakan oleh ilmuwan legendaris Sir Isaac Newton dan pernah pula diutak-atik oleh Einstein.

Persoalan menembus galaksi juga bukannya hal yang jauh dari angan-angan manusia. Michio Kaku lebih meniliknya dari sisi daya yang digunakan karena perjalanan antar bintang membutuhkan energi luar biasa besar. Menurutnya, ini adalah hal pokok sebagaimana untuk menuju ke tempat lain dengan kendaraan bermesin, kita membutuhkan bahan bakar, misalnya bensin. Dalam konteks perjalanan di ruang angkasa, kebutuhan energi akan sangat besar, bahkan jika mesti ditempuh dengan lubang cacing sekalipun.
Mendasarkan pada teori Nicolai Kardashev, seorang astrofisikawan Rusia, tentang tipe peradaban berdasarkan penggunaan energi, Michio Kaku mengemukakan tipe peradaban yang menggunakan sistem propulsi energi untuk mengarungi ruang angkasa yaitu:
  • Tipe 0, dimana pada tingkat ini peradaban tersebut masih menggunakan bahan bakar kimia.
  • Tipe I, pada tingkat ini telah digunakan mesin jet fusi berbahan bakar hidrogen yang merupakan salah satu elemen utama bintang dan planet.
  • Tipe II, dimana peradaban tipe ini telah memanfaatkan teknologi anti materi dan robot teknologi nano Von Neumann dimana robot tersebut mampu mereplikasikan diri dan mampu menganalisa lingkungan di planet yang jauh dari jarak jauh.
  • Tipe III, dimana peradaban telah menggunakan propulsi energi Planck yang memanfaatkan ruang dan waktu.
Sayangnya menurut Michio Kaku, peradaban kita saat ini masih berada dalam tipe 0. Peradaban manusia sekarang masih perlu membakar sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati ribuan tahun lampau yang jika diaplikasikan ke perjalanan antariksa, perlu beberapa ratus atau ribu tahun untuk mencapai tingkat kebutuhan energi yang cukup guna mencapai tempat yang jauh di angkasa. Tentu saja hal ini mengundang rasa penasaran sebagian orang terutama jika dikaitkan dengan fenomena UFO yang diduga dikendalikan oleh makhluk ET berperadaban sangat canggih dan telah menguasai tipe energi di atas manusia.
Sebagai akademisi, Michio Kaku cukup rajin menulis publikasi. Publikasi ilmiah yang ia hasilkan berupa buku teks (untuk tingkat doktoral, bukunya menjadi buku wajib) dan puluhan artikel yang tersebar di sejumlah jurnal ilmu fisika, mencakup teori superstring, teori supergravity, teori supersymmetry dan teori hadronic physics. Selain menulis untuk kalangan akademisi, Michio juga piawai menulis buku sains populer. Salah satu bukunya berjudul “Visions, Hyperspace, and Parallel Worlds”, termasuk dalam daftar buku laris. Buku lainnya yaitu “Visions: How Science will Revolutionize the 21st Century”, serta “Beyond Einstein” yang ia tulis bersama Jennifer Thompson.
Selain sibuk berkutat di lingkungan akademis, Michio Kaku juga kerap muncul di sejumlah saluran televisi terutama tayangan sains populer. Ia salah satu narasumber yang mampu menterjemahkan bahasa ilmiah fisika yang sering bersifat teknis ke dalam pembahasan yang lebih mudah dipahami oleh pemirsa.
Pada tahun 2005 ia tampil dalam sebuah film dokumenter berjudul “Obsessed & Scientific” yang membahas tentang kemungkinan manusia mengarungi perjalanan antar waktu. Lalu, ia tampil di saluran ABC dalam tayangan dokumenter berjudul “The UFO Phenomenon – Seeing Is Believing”. Tayangan ini mengulas fenomena UFO dan penculikan manusia oleh alien.
Di tahun 2006, tayangan dokumenter empat jam di BBC-TV bertajuk “Time” yang ia bawakan menuai pujian dari sejumlah media London. Ini membuat ia didapuk oleh saluran Discovery Channel membawakan acara “2057”. Selain itu, sejumlah program dokumenter lainnya juga kerap menampilkan Michio Kaku sebagai salah satu narasumber.
Selain tampil di televisi, Michio Kaku cukup rajin menyambangi pendengar radio. Ia pernah berbicara di WBAI-FM New York dalam program “Explorations” yang membahas tentang sains, peperangan, perdamaian dan lingkungan secara umum. Lewat jaringan Talk Radio Network di tahun 2006, ia menjadi narasumber program “Scientific Fantastic” yang tayang di 90 stasiun radio. Ia juga secara berkala hadir di acara “Coast to Coast AM” dimana ia banyak berbicara tentang berbagai hal antara lain: keamanan nuklir, peradaban, teori “string”, misi luar angkasa, kosmologi hingga SETI.
Teori segalanya….. superstring theory vs supersimetri theory

SUPERSTRING THEORY
Profesor fisika dari Universitas Columbia Brian Greene telah membuat dua serial film televisi berdasarkan bukunya yang best seller yaitu “Alam Semesta yang Menakjubkan”. Seri pertama disiarkan pada tanggal 28 Oktober 2003 di PBS, sedangkan seri yang kedua disiarkan pada tanggal 4 November lalu. Sambutan pemirsa terhadap acara ini cukup bagus.
Acara ini dirampungkan terutama bersandar pada teknik khusus komputer. Di antaranya ada satu acara, yaitu Brian Greene memimpin pemirsa masuk ke sebuah ‘kedai kopi kuantum’. Di dalam kedai kopi ini, dunia kuantum disusut menjadi sebuah bar mini. Tembok bar berkilapan cahaya, tamu bar kadang tak terlihat dan kadang tampak, beberapa tubuh sekunder Greene secara bersamaan menjulur ke gelas kopi, lalu gelas kopi berubah warna menjadi warna yang berbeda: biru, merah, dan hijau, untuk memanifestasikan bahwa di ruang dimensi yang berbeda perwujudannya juga berbeda. Pantas saja pengarah acara PBS Nova, Alan Ritsko mengatakan, bahwa acara yang berlangsung selama tiga jam itu tidak membuatnya sedikit pun merasa lelah.
Keterangan gambar: : Ukuran benda pada umumnya >— Molekul terkecil: kurang lebih 1/ratusan juta 1 inci >—Atom: kurang lebih 1/10 miliar dari 1 inci >—-Proton: kurang lebih lebih kecil 100 ribu kali lipat dibanding >atom.— Superstring: lebih kecil 100 miliar kali lipat dibanding proton.
Itulah cara kerja teori Superstring. Fisikawan dapat menggunakan teori Superstring untuk menjelaskan sejumlah besar fenomena yang tak terpecahkan, mereka menyebutnya sebagai Theory of Everything. Pendek kata, teori Superstring menganggap bahwa semua partikel dan kekuatan adalah perwujudan resonansi yang berbeda dari Superstring yang amat kecil.
Superstring adalah nama dari suatu partikel hipotetik yang mirip benang dan sangat kecil, yang diduga adanya dalam suatu teori fisika populer. Menurut teori itu, gerakan benang-benang ini di dalam ruang berdimensi sepuluh menghasilkan semua materi dan energi di alam semesta ini dan bahkan ruang dan waktu itu sendiri. Banyak ahli fisika terkemuka di dunia merasa bahwa teori Superstring mungkin merupakan teori penyatuan yang mereka cari selama ini; beberapa di antara mereka malah menamakannya teori segala sesuatu.
Dengan demikian, Superstring dianggap merupakan teori mutakhir yang mencoba menuntaskan impian fisika: menggabungkan semua gaya fundamental alam dan mentaksanomikan setiap jenis materi di alam semesta. Masalahnya adalah, satu-satunya perkiraan atas teori ini berlaku pada skala energi yang sangat besar, yang tampaknya hanya ada pada saat penciptaan alam semesta. Sementara itu, Superstring, seperti dihamparkan oleh Edward Witten, Profesor Institute for Advanced Study, Princeton, pemikir yang paling banyak dikutip dalam kepustakaan fisika mutakhir, dibangun di atas prinsip-prinsip teoritis yang telah berhasil secara mengagumkan di masa lalu. Teori ini pun konsisten dengan setiap fenomena kosmis yang sudah diketahui. Akan tetapi, kendati Superstring menawarkan harapan yang masuk akal akan penyatuan seluruh pengetahuan ilmiah yang ada sekarang, Superstring tetap belum bisa disebut sains, belum bisa disebut ilmiah, sebelum membuktikan prediksinya.
Namun, yang disesalkan adalah, bahwa instrumen ilmiah modern yang bagaimanapun akuratnya saat ini juga tidak bisa mendeteksi Superstring. Meski sebetulnya teori Superstring dapat menjelaskan kebingungan Newton, seperti misalnya tentang pertanyaan mengapa gravitasi universal begitu lemah, melihat teori relativitas umum dari sudut teori Superstring, juga mempunyai pengertian yang tersendiri.
Menurut teori Superstring, alam semesta bereksistensi alam semesta sejajar, banyaknya hingga 11 dimensi. Ilmuwan berpendapat, bahwa ruang-ruang dimensi yang berbeda ini dapat bermanifestasi besar tak terhingga, juga dapat bermanifestasi tak terhingga kecilnya. Ini adalah hal yang sulit dipahami dan dibayangkan oleh orang yang hidup di ruang tiga dimensi kita ini (bagi makhluk hidup yang hidup di atas bumi, waktu hanya ada satu arah, tidak bisa dikategorikan satu dimensi). Kita ambil sebuah contoh yang sederhana, dari kesan visual 1 dimensi melihat benda yang 2 dimensi, selamanya hanya ada perasaan linear: Sedangkan jika melihat benda yang 3 dimensi melalui kesan visual 2 dimensi, hanya ada perasaan bidang yang datar. Atau dengan kata lain, orang yang berada di ruang 3 dimensi umumnya tidak dapat melihat obyek di ruang dimensi tinggi.
Mungkin kita bisa membayangkan sejenak pemandangan di 4 ruang dimensi. Satu di antaranya mungkin adalah waktu yang benar-benar telah berubah menjadi sebuah bilangan dimensi, jika demikian, maka kehidupan telah dapat bergerak dua arah. Ini, bagi orang yang mempunyai pengalaman menjelang ajal mungkin lebih mudah memahaminya, saat jiwa prima meninggalkan tubuh mereka bisa melihat pemandangan masa lalu dan akan datang tanpa mendapat pembatasan oleh ruang kita.
Bagi astronom dan fisikawan, alam semesta memiliki nilai penelitian, namun bagi mayoritas orang bukan saja tidak tahu apa-apa, juga sama sekali tidak menyangsikan. Mungkin, manusia semestinya mengenal kembali sejenak alam semesta dan ruang waktu.
tambahan tentang dimensi………..
http://reptar.uta.edu/TOPOLOGY/4351.html
(Sumber: Dari berbagai sumber)
VS
SUPERSIMETRI THEORY
Temuan yang membawa jendela bagi fisika baru…
Johannes V. D. Wirjawan (Universitas Katolik Widya Mandala)
Fisikawan-fisikawan yang berasal dari 11 institusi dari Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Jerman yang tergabung dalam kolaborasi Muon (g – 2) di Laboratorium Nasional Brookhaven, New York, pada bulan Februari 2001 lalu mengumumkan temuan baru yang sangat boleh jadi akan menjadi tonggak baru dalam perkembangan fisika partikel. Lee Robets, dari universitas Boston, salah satu pimpinan kolaborasi tersebut mengatakan: “Hasil ini dapat membuka suatu eksplorasi dunia yang sama sekali baru bagi fisikawan-fisikawan yang tertarik pada teori-teori baru, seperti misalnya supersimetri yang memperluas Model Standar. Model Standar adalah teori yang memformulasikan partikel-partikel elementer penyusun materi dengan menyertakan 3 interaksi fundamental, yaitu kuat, lemah, dan elektromagnetik. Teori ini telah bertahan kokoh tak tergoyahkan menghadapi berbagai uji laboratorium dengan ketelitian yang sangat tinggi selama lebih dari 30 tahun. Penemuan partikel-partikel yang diramalakan eksistensinya oleh teori Model Standar, di antaranya top quark pada Mei 1995 dan tau neutrino pada Juli 2000, keduanya di Fermilab, menambah panjang daftar kesuksesan teori Model Standar. Penemuan di Brookhaven ini – suatu pengukuran presisi terhadap anomali momen magnetik muon – menunjukkan penyimpangan yang signifikan terhadap harga yang diramalkan oleh teori Model Standar. Hal ini dapat menjadi suatu petunjuk akan adanya teori fisika lain sehingga sekarang permasalahan di luar asumsi-asumsi teori Model Standar terbuka bagi eksplorasi eksperimen.
Setiap partikel elementer seperti electron dan muon mempunyai besaran fisis intrinsik yang salah satunya adalah rasio momen magnetik (g) dengan nilai tertentu yang berkaitan dengan spin partikel. Harga anomali momen magnetik atau (g – 2) suatu partikel menggambarkan pengaruh gaya-gaya kuat, lemah, dan elektromagnetik pada spin partikel yang bersangkutan. Dengan menggunakan teori Model Standar fisikawan teori dapat melakukan perhitungan dengan ketelitian yang sangat tinggi, bagaimana spin dari sebuah muon akan terpengaruh jika muon tersebut melintasi suatu medan magnet. Dengan teknologi saat ini g dapat diukur dengan ketepatan yang sangat tinggi Hasil pengukuran anomali momen magnetik pada muon di berbagai laboratorium terkemuka di dunia sebelumnya selalu cocok dengan ramalan teori Model Standar dan merupakan suatu sukses besar teori Model Standar.
Ilmuwan-ilmuwan di Brookhaven yang melakukan pengukuran anomali momen magnetik pada muon telah mengumpulkan data sejak tahun 1997. Sampai seminggu terakhir sebelum pengumuman temuan tersebut mereka belum mengetahui apakah hasil pengukuran yang mereka lakukan akan sesuai dengan ramalan teori Model Standar. Gary Brunce, manajer proyek eksperimen tersebut, menyatakan “Sekarang kami 99% yakin bahwa perhitungan teori Model Standar tidak dapat menggambarkan data yang kami miliki.”
Para ilmuwan di Brookhaven dengan menggunakan suatu sumber muon dengan intensitas tinggi, magnet superkonduktor terbesar di dunia, dan detector-detektor yang sangat tepat dan teliti telah mengukur anomali momen magnetik muon dengan hasil yang secara signifikan lebih tinggi daripada ramalan teori Model Standar. Terhadap perbedaan yang cukup signifikan dalam temuan ini, Vernon Hughes – pimpinan kolaborasi Muon (g – 2) yang lain – menyatakan, “Ada tiga kemungkinan untuk menginterpretasikan hasil ini. Pertama, fisika baru di luar teori Model Standar, seperti misalnya supersimetri, sedang terlihat. Kedua, ada probabilitas statistik kecil bahwa pengukuran eksperimental dan harga teoretik Standar Model masih konsisten. Ketiga, meskipun kecil kemungkinannya, sejarah ilmu pengetahuan telah mengajarkan kepada kita bahwa selalu ada kemungkinan kesalahan dalam eksperimen dan teori.”
Banyak fisikawan partikel percaya bahwa penemuan supersimetri, teori yang meramalkan adanya pasangan supersimetri untuk semua partikel yang dikenal dalam teori Model Standar, hanyalah tinggal menunggu waktu. Partikel-partikel supersimetri diyakini terbentuk pada saat awal terciptanya alam semesta (peristiwa big bang) dan karena ketidak stabilannya telah meluruh menjadi partikel-partikel lain yang kita kenal sekarang ini. Dengan kata lain partikel supersimetri sudah tidak dapat kita jumpai di alam. Namun demikian, dengan teknologi masa kini, melalui tumbukan yang sangat dahsyat di akselerator partikel, partikel-partikel yang sudah tidak ditemui di alam tersebut dapat direkonstruksi. Metode ini telah berhasil digunakan dalam proses penemuan partikel top quark di Fermilab.
Di Fermilab, penulis tergabung dalam kolaborasi D-Zero yang beranggotakan sekitar 450 fisikawan dari berbagai institusi dari 10 negara telah melakukan pencarian langsung terhadap partikel-partikel supersimetri sejak tahun 1994. Metode yang kami lakukan adalah dengan cara merekonstruksi partikel supersimetri melalui tumbukan. Sejauh ini belum diperoleh titik terang tentang keberadaan partikel-partikel tersebut. Temuan baru di Brookhaven, melalui pendekatan yang berbeda, telah mengisyaratkan adanya fisika baru di luar teori Model Standar. Salah satu interpretasi hasil temuan ini adalah terbukanya jendela yang menghubungkan fisika yang kenal ke dunia yang belum tereksplorasi sebelumnya, salah satu di antaranya adalah eksistensi supersimetri.
Apakah fisika baru di luar teori Model Standar tersebut konsisten dengan teori supersimetri masih belum dapat kita jawab saat ini. Tampaknya kita masih harus bersabar menunggu sampai terkumpul data yang lebih banyak dan bukti yang lebih meyakinkan sebelum kita dapat menjawab lebih pasti, fisika baru apa yang bertanggung jawab pada temuan baru yang termati di Brookhaven. Namun dengan kemajuan teknologi saat ini sangat boleh jadi waktu itu tidak akan lama lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar