THEORY BIGBANG
Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang)
merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta
berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam
semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan
Dahysat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam
keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga
hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam
semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu
menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini
telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung
oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa
jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus
dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada
tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi
dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara
langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat
kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus
meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah
berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada
suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem.
Berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan
menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat
konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini
memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar