Pages

Senin, 16 April 2012

BATUAN BEKU


Pengertian Batuan Beku
BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari

Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
A. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
1. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:
- Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
- Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
C. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
- Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi      yang lain.
- Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
- Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
D. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
• Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
• Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
• Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
• Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
• Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
• Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
• Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
• Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari    mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
 Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
• Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
• Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%







Foto lokasi Pengambilan Sampel Batuan Beku,Indrapuri,Aceh Besar

Keterangan :
Berdasarkan hasil pengamatan berdasarkan komposisi mineral yang dapat dilihat dari warna, maka sampel batu diatas merupakan batuan beku intermediate dengan kandungan SiO2 52 - 66 %.

POLUSI CAHAYA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mat. Cahaya juga merupakan dasar u akuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayangan yang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok. Namun cahaya dapat dipantulkan .
Pembangunan yang dilakukan besar-besaran di Indonesia dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dampak negatif ini antara lain adalah pencemaran. Pencemar ialah bila sesuatu berpengaruh jelek terhadap lingkungan.Lingkungan mempunyai penyimpangan akibat pencemar itu. Susunan udara yang tercemar akan mempunyai komposisi lain daripada udara normal, udara benih disekitar kita. Yang mengotori atau mengubah susunan lingkungan kita tidak dimasukkan pencemar kecuali kalau mempunyai pengaruh jelek terhadaplingkungan.

Masalah pencemaran lingkungan ini dirasakan semakin meningkat, terutamayang diakibatkan oleh limbah-limbah pabrik. Pencemaran pun menjadi masalah pokok, terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya dan di kawasan industri.Selain pencemaran oleh asap kendaraan bermotor, limbah pabrik dan sebagainya, pencemaran juga dapat terjadi oleh cahaya atau yang biasa disebut dengan polusicahaya.
Istilah polusi cahaya merujuk pada suatu keadaan cahaya berlebihan, baik dari sumber-sumber alamiah maupun dari sumber-sumber buatan, yang menimbulkan rasa ketidak nyamanan. Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak ditimbulkan oleh sumber-sumber cahaya buatan, misalnya dari lampu penerangan jalan, lampu-lampu reklame, lampu dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga, lampu penerangan luar, dan lain-lain, yang umumnya akibat penggunaan sistem peneranganyang tidak tepat.Pencahayaan yang tidak tepat umumnya menyebabkan terhamburnya cahayake atas (ke arah langit) secara percuma, sehingga cahaya terbuang secara sia-sia.Karena itu, terjadinya polusi cahaya biasanya merupakan indikator dari pemborosan energi
Dewasa ini, kita sedang mengalami krisis listrik, namun kita masih sajamenghamburkan listrik melalui lampu penerangan yang tidak tepat. Polusi cahayatidak hanya menyebabkan "hilang"nya bintang-bintang di langit malam, tetapi telahdiketahui bahwa polusi cahaya juga mempunyai dampak ekologis, misalnyamenngganggu sistem reproduksi hewan, mengganggu navigasi burung-burung, danlain-lain.Jenis-jenis polusi cahaya :
1.Light trespass : Langit tampak terang karena memendarkan cahaya yang diterimanya.
2.Over illumination : Bangunan atau sesuatu properti yang diterangi terlalu berlebihan.
3.Glare : Kilauan cahaya akibat sumber cahaya tidak tepatsasaran.
4.Sky Glow : Langit tampak terang karena memendarkan cahayayang diterimanya


BAB II
DAMPAK  DARI  POLUSI  CAHAYA

1.DAMPAK PADA PENELITIAN ASTRONOMI
Langit yang terkena polusi cahaya akan nampak terang sehingga bintang - bintang atau benda - benda langit lain yang seharusnya bisa terlihat menjadi tidak terlihat. Sekarang Komplek Observatorium Bosscha di Lembang mengalami masalahdalam melaksanakan tugasnya melakukan pengamatan bintang. Hal ini dikarenakanoleh cahaya-cahaya lampu yang berasal dari kota Bandung dan desa kecil Lembang.Bintang menjadi tampak berkedip cepat berkas cahayanya, hal ini menandakanturunya kualitas cahaya pada suatu waktu

.2.DAMPAK PADA HEWAN
Kita semua pasti pernah melihat berbagai jenis serangga yang menggeromboldi sekitar lampu jalan. Ketika melihat mereka, kita mungkin hanya berfikir bahwa  memang serangga tertarik dengan lampu, tapi pada kenyataannya, serangga lebih dari sekedar tertarik melainkan sebuah obsesi. Serangga yang terbang di sekitar lampu bersama dengan serangga lainnya lama kelamaan akan kelelahan, buta, atau bahkan mati terpanggang karena kepanasan. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwarata-rata setiap lampu jalan di malam hari bisa membunuh sekitar 150 serangga. Jikasatu tahun berarti sekitar 54.750 serangga dibunuh oleh sebuah lampu. Bayangkanseandainya ada 50 buah lampu dalam satu kompleks, berarti ada 2.737.500 ekor serangga yang terbunuh dalam satu tahun.
Bagaimana pula jika kita hitung juga lampu di seluruh kota, seluruh negara, dan sampai seluruh dunia, pasti akan ratusan juta serangga yang mati. Kita mungkin berpikir semakin bagus semakin banyak serangga yang mati sehingga semakin sedikit yang mengganggu kita, tapi bagi penghuni bumi yang lain seperti burung, kelelawar, reptil dan katak mungkin akan berpikiran lain
Burung gereja dan burung-burung lain mencari serangga untuk makanan mereka. Jika ratusan juta serangga mati dalam setahun, tentu perburuan makananakan semakin sulit bagi mereka. Kelelawar, cicak, dan katak juga memburu serangga.Tentu keadaannya akan semakin sulit bagi mereka pada masa yang akan datang.Selain itu, burung-burung tertentu juga melakukan migrasi tahunan ke tempat yang lebih hangat dan kembali ke tempat semula. Burung menggunakan medan magnet bumi sebagai kompas untuk navigasi dan rasi-rasi bintang dan cahaya bulan sebagai petanya. Biasanya mereka melakukan perjalanan sangat jauh antar benua dan berjarak ratusan kilometer menggunakan cahaya bintang dan bulan sebagai pemandu jalanmereka.
Pada saat sekarang ini, cahaya benda-benda langit semakin kalah dan redup dengan semakin terangnya cahaya buatan dari perkotaan. (Anonim, 2010)Cahaya buatan dari gedung-gedung pencakar langit telah mengecoh penginderaan burung-burung sehingga banyak burung yang mati menabrak dindingataupun kaca gedung tersebut, hal ini terjadi di Toronto, lebih dari 1000 ekor dari 89spesies mati hanya dalam kurun waktu 3 bulan.Penyu yang hendak bertelur yang biasanya mencari pantai gelap semakin sulitmencari tempat yang tepat akibat pemukiman di pinggir pantai
Burung-burung dalam keluargablackbird dan Bulbul di Amerika berkicau pada jam-jam yang tidak tepat akibat cahaya artifisial. Burung-burung di kilangminyak lepas pantai terpikat oleh lampu sorot, hingga mereka berputar-putar hinggakelelahan dan mati. Populasi Angsa
bewick yang menghabiskan musim panas diInggris menjadi gemuk lebih cepat, mendorong mereka migrasi ke siberia lebih awal.Jumlah spesies kelelawar juga mulai berkurang akibat lampu lampu berlebihan yang sangat terang. Tumbuhan yang mekar pada malam haripun ikutterganggu aktivitas penyerbukannya. Karena suasana terlalu terang, kupu-kupumenjadi terganggu untuk melakukan penyerbukan. Hal ini sudah jelas bahwa polusiudara menyebabkan ekosistem ikut terganggu.Kehidupan bawah airpun ternyata ikut terganggu juga dengan adanya polusicahaya.
Menurut penelitian, cahaya buatan pada malam hari dapat menurunkantingkat kualitas air di danau. Dengan menurunnya kualitas air, maka banyak vitoplankton dan zooplankton yang mati. Hal ini menyebabkan ikan-ikan kehilanganmakanannya. Jika sudah begitu, rantai makanan akan terganggu. Ikan-ikan akansemakin berkurang populasinya, dan hasil tangkapan nelayanpun akan ikut berkurang. Dengan begini tentu semua pihak akan ikut dirugikan.

3.DAMPAK PADA MANUSIA
Terangnya cahaya malam membuat siklus hormon dalam manusia menjadi sedikit berubah, dan perubahan ini memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kesehatan dan psikologi manusia. Menurut penelitian di Eropa menunjukkan bahwa ada kaitan antara wanita yang berada di lingkungan berpolusi cahaya dengan kanker  payudara. Selain itu masih banyak hal - hal lain yang masih diteliti dampaknya.Ketika kita tidur, tubuh kita menghasilkan hormon
Melatonin. Hormon ini banyak manfaatnya, diantaranya untuk mengatur jam tidur dan mencegah stress. Namun, pembentukan hormon ini terhambat dengan adanya cahaya. Jadi, dianjurkan untuk mematikan lampu saat tidur biar sehat dan tidak gampang stress.
Polusi cahaya adalah suatu polusi yang poluttannya (unsur penyebab polusi) bukan berupa partikel-partikel tapi berbentuk cahaya. Cahaya di sini dalam artian cahaya yang berlebihan. Seperti halnya polusi udara timbul karena udara yang berlebihan dan kotor. Polusi cahaya juga timbul karena adanya cahaya yang berlebihan atau tidak efisien dan tidak terkontrol.Tidak efisien dan tidak terkontrol, berarti penggunaannya tidak efektif dantidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti penerangan lampu yang cahayanya tidak mengarah ke arah yang tepat sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain mengarah kearea yang tidak perlu. Contoh penerangan permukaan yang mengarah ke langit,tembok dan lain-lain.
Biasanya faktor-faktor yang bisa menimbulkan polusi cahaya berupa jenis lampu serta wadah lampu yang digunakan, arah penyinaran, serta titik-titik pencahayaan yang tidak perlu/tidak efektif. Perlu juga kita ketahui beberapa hal penting yang berkaitan dengan polusi cahaya. Dimana jika terus dibiarkan akan berdampak kepada lingkungan dengan terputusnya mata rantai pada siklus ekologi.Yaitu akan membuat matinya burung-burung migran serta fauna malam lainnya.Burung-burung tersebut mati karena benturan terhadap kaca-kaca gedung pencakar langit dengan pancaran cahaya-nya yang berlebihan. Selain itu sudah sangat jelas bahwa penggunaan cahaya yang berlebihan akan berakibat terhadap borosnya energiyang terpakai.
Semakin maraknya pembangunan di kawasan Bandung Utara, berarti akanmemicu terjadinya peningkatan polusi cahaya di daerah tersebut. Disamping merusak fungsi dari kawasan tersebut sebagai kawasan lindung tentunya. KawasanObservatorium Bosscha sebagai stasiun peneropongan bintang terbesar dan tertua diIndonesia yang berada di kawasan ini, juga akan terancam mati aktifitasnya karena polusi cahaya yang menganggu aktifitas penelitian bintang. Polusi cahaya akanmenyebabkan satu persatu bintang-bintang hilang dari pemandangan langit malam.
Jangankan polusi cahaya yang berasal dari daerah sekitar Bosscha, sebenarnya yang berasal dari Kota Bandung pun sudah mengancam aktifitas peneropongan.Observatorium Bosscha berada pada ketinggian 1300 mdpl dan Bandung berada padaketinggian 700 mdpl. Walaupun terdapat perbedaan jarak ketinggian yang cukup jauh(yaitu 600 mdpl), tapi pengaruhnya sangatlah besar. Hal ini terbukti lewat perbandingan dari bintang yang terlihat lewat teleskop. Dimana jika diarahkan ke Utara (ke arah Lembang) bintang yang bisa terlihat lebih banyak dibandingkan jikadiarahkan ke arah Selatan (ke arah Bandung).
Kaitannya mengenai boleh tidaknyamembangun di kawasan Bosscha, sudah jelas ada aturan yang melarangnya. Yaitu SK. Menbudpar No. KN 51/OT.007/MKP/20/2004 yang menyatakan bahwa dalamradius 50 kilometer sekitar kawasan tidak boleh ada bangunan.
Belum lagi beberapa pasal dalam PERDA Kawasan Lindung yang sangat jelas menyatakan bahwa kawasan Bandung Utara Bosscha diantaranya± merupakan kawasan lindung yangmempunyai fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakupsumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, gunakepentingan pembangunan berkelanjutan.(Kurniawan, 2010)
Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusicahaya paling parah terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta kota-kota utama diTimur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo. Misalnya, masalah polusi cahaya diInggris. Sebagian besar masyarakat Inggris merasa indahnya pemandang langit dimalam hari telah dirusak oleh cahaya lampu buatan manusia. LSM lnggris TheCampaign to Protect Rural England (CPRE) meminta adanya pengawasan terhadap penggunaan lampu jalan dan papan iklan untuk mengurangi masalah ini.
Hasil surveiyang dilakukan British Astronomical Association terhadap 1745 orang menemukan83 persen mengaku terpengaruh dengan kondisi ini. Sekitar 50 persen respondenmenyatakan terganggu tidurnya akibat cahaya buatan ini. CPRE menyatakan, polusicahaya buatan ini memboroskan uang, merusak lingkungan dan menyebabkanturunnya keindahan langit di waktu malam. Lembaga itu menambahkan, polusicahaya menyebabkan kesedihan, frustasi dan marah. Meskipun sudah banyak usahauntuk mengatasi polusi cahaya, CPRE meminta para pelaku bisnis dan kalanganrumah tangga mengambil langkah lebih jauh untuk mengurangi dampak polusi ini.Menurut lembaga ini, dari 1993 hingga 2000 polusi cahaya di Inggris naik hingga 7 persen.
Pemerintah Inggris sudah mengeluarkan dana hingga jutaan poundsterlinguntuk lampu jalan setiap tahun. Penggunaan lampu ini menyebabkan peningkatan emisi karbon sekitar 5 hingga 10 persen. Juru kampanye CPRE Emma Marringtonmengatakan, polusi cahaya menyebabkan pemborosan energi dan keuangan negara.Selain itu lebih banyak emisi karbon yang lepas ke udara. (Kurniawan, 2010).Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusicahaya pertama kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuahobservatorium pindah untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika Ceko mengesahkan undang-undang polusicahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi cahaya pelan-pelan mulai dianggapsebagai masalah publik. (Lingga, 2010)Kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia menjadi sumber polusicahaya. Tak ada lagi kesempatan memandang keindahan langit malam. Para astronom pun kesulitan mengobservasi angkasa di malam hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Polusi cahaya adalah salah satu jenis polusi. Definisi dari polusi cahaya adalah "dampak buruk akibat cahaya buatan manusia". Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu besar. Beberapa spesies, termasuk tumbuhan dan manusia, mengalami dampak dari polusi cahaya. Kebanyakan orang tidak pernah mendengar apa itu polusi cahaya, dan yang mengetahuinya biasanya tidak peduli atau tidak melakukan apa-apa untuk menanggulanginya. Polusi cahaya merugikan Amerika Serikat satu miliar dollar setiap tahun.
Polusi cahaya adalah efek samping dari industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi cahaya paling parah terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo.
Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi cahaya pertama kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuah observatorium pindah untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika Ceko mengsahkan undang-undang polusi cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi cahaya pelan-pelan mulai dianggap sebagai masalah publik.