Pages

Jumat, 22 Juni 2012

HEAT THREATMENT (Perlakuan panas pada Bahan)

                               HEAT THREATMENT (Perlakuan panas pada Bahan)

                  heat (panas) secara mikroskopis dapat digambarkan sebagai suatu bentuk energi gerak dari kumpulan molekul, atom - atom, elektron, dll yang menyusun suatu material atau juga bisa berbentuk energi yang terkumpul dalam bentul kolektif semacam vibrasi kisi atomik dll. Energi termal yang dimiliki atom bebas dalam suhu ruang sekitar 0,04 eV sedangkan pada suhu 1000 derajat celsius sekitar 0,14 eV (via 3/2 kT, k adalah konstanta Boltzman). Karena pertambahan energi termal di level atomik dan elektronik dapat menyebabkan sangat banyak fenomena fisika maupun kimia yang berbeda maka tidak mungkin menjelaskan semua mekanisme itu disini. Sebagai contoh sifat magnetik material dapat dipandang sebagai orientasi momen magnetik akibat gerak elektronik yang dipengaruhi oleh temperatur (temperatur curie-transisi bahan feromagnetik-non magnetik). Begitu juga resistifitas (hambatan) dan konduktivitas termal elektron suatu material dapat dimodelkan sebagai akibat dari tumbukan elektron dengan kisi kisi atom yang bervibrasi karena energi termal. Dari sisi elektronik terutama semikonduktor diperlukan energi termal tertentu untuk mengeksitasi elektron ke level konduksi (konduktivitas). Dari sisi termodinamika energi termal sering menjadi energi aktivasi suatu reaksi kimia dan dapat merubah fase dan struktur material, semacam transisi padat-gas-cair atau dalam metalurgi transisi campuran struktur material seperti ferrite, martensite, dalam baja (alloy carbon-besi) yang berpengaruh dalam sifat mekanik material seperti tegangan (tensile strength), deformasi atau penyusupan (cacat kristal) dll. Jadi perlu lebih spesifik lagi... namun pada hakekatnya, heat treatment bisa dipandang sebagai suatu penambahan energi gerak berdimensi kT.

CONTOH PROPOSAL KKP


Proposal KKP

Topik : Studi Mekanisme Gempa Bumi dengan Menggunakan Global Positioning       System (GPS)

1.1  Latar Belakang
            Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan dan fasilitas umum lainnya. Gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan sumber kejadian gempa (R.Hoernes, 1878). Setiap bencana alam selalu mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat, korban jiwa dan harta benda kerap melanda masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana. Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti kebumian menyimpulkan bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau fault.
Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya gempa bumi berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh, sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat dalam merespon gaya gerak dari dalam bumi tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi. Akibat gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi menjadi beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab gempa bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source). Selain sumber tektonik yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa bumi, terdapat beberapa sumber lainnya yang dikategorikan sebagai penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu sumber non-tektonik (non-tectonic source) dan gempa buatan (artificial earthquake). Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. seperti halnya bencana gempa bumi dan tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang lalu. Seismograf adalah alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf. Dalam hal ini di perlukan Studi Mekanik Gempa Bumi dengan Menggunakan Global Positioning System (GPS).
Seperti telah disebutkan di atas bahwa studi mengenai tahapan mekanisme gempa ini akan sangat berguna dalam melakukan evaluasi potensi Bencana Alam gempa bumi, untuk memperbaiki upaya mitigasi di masa datang. Setelah melihat mekanisme fase gempa bumi di Aceh 26 Desember 2004 ditambah dengan informasi penelitian siklus gempa bumi, dan penelitian lainnya, maka dapat melakukan evaluasi potensi gempa bumi di masa yang akan datang di sekitar zona subduksi Sumatera pasca terjadinya gempa besar tersebut.

1.2  Tujuan KKP
Adapun tujuan dilakukannya KKP ini adalah mengevaluasi potensi bencana alam gempa bumi di provinsi aceh di masa yang akan datang.

1.3  Manfaat KKP
Adapun manfaat dari dilakukannya KKP ini adalah dapat meberikan informasi kepada masyarakat luas tentang efek negatif yang dapat ditinggalkan oleh bencana tersebut sehingga dapat direduksi. Sementara itu bentuk analisis tahapan gempa bumi dilakukan dengan cara melihat dan meneliti fenomena-fenomena yang menyertai tahapan gempa bumi seperti deformasi, seismisitas, informasi pengukuran geofisika (reseistivitas elektik, pengamatan muka dan temperatur air tanah), dan lain-lain.

SURAT KUASA PENGISIAN KRS


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

                                 UNIVERSITAS SYIAH KUALA

            FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Syekh Abdul Rauf, Darussalam, Banda Aceh   23111
 Telp. (0651) 7410248, (0651) 7554394, 7554398 Ext. 4149, 4190  Fax. (0651) 7551381
website : www.unsyiah.ac.id

SURAT KUASA



Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a                        : ROBI AGUSTIAN
N I M                           : 0808102010040
Fakultas /Jurusan         : MIPA/ FISIKA

memberikan kuasa sepenuhnya kepada Saudara :

N a m a                        : TARMIZI
Pekerjaan                     : MAHASISWA          
A l a m a t                    : COT KEUEUNG, ACEH BESAR

untuk mengambil KHS Semester Genap Tahun Akademik 2010/ 2011. dan mengisi KRS Semester Ganjil Tahun Akademik 2011/ 2012 atas nama saya dan mengembalikannya kepada Subbagian Pendidikan Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala.

Demikian surat kuasa ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan untuk keperluan dimaksud dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemberian kuasa ini menjadi tanggung jawab saya.



                                                                                    Darussalam, 18 Agustus 2011
Yang menerima kuasa                                                 Yang memberi kuasa,



TARMIZI                                                                            ROBI AGUSTIAN
……………………………….                                      …………………………………….
NIM. 0808102010040                                                 NIM. 0808102010040


Catatan :                                                                      Mengetahui :
-       Bersama ini dilampirkan fotocopy                          Kasubbag.Pendidikan,
KTP/Kartu Mahasiswa yang menerima
Kuasa
-       *) Coret yang tidak perlu                                        

                                                                                    ……………………………………..
                                                                                    NIP.
                                               

Teori Dasar Hukum Ohm dan Kaitannya dengan Sifat Kelistrikan Batuan


BAB I
PENDAHULUAN
           
            Hukum Ohm menyatakan  bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah hukum tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
V = I R\
Dimana :
·         V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan   volt.
  • R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm
            Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dimanfaatkan dalam eksplorasi sumber daya alam bawah permukaan. Prinsip kerja metode geolistrik adalah mempelajari aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Penelitian dengan geolistrik bertujuan untuk menentukan hubungan panjang bentang elektroda dan kedalaan tanah terhadap resistivitas bawah perukaan tanah serta potensi air tanah berdasakan nilai resistivitas tanah tersebut.
                        Tahanan jenis merupakan salah satu sifat fisis dari suatu material dengan   diketahuinya harga tahanan jenis maka dapat diketahui jenis materialnya. Hubungan antara panjang bentang elektroda dengan nilai resisrivitas adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus resistivitas. Metode tahanan jenis didasari oleh hukum Ohm, bertujuan mengetahui jenis pelapisan batuan didasarkan pada distribusi nilai resistivitas pada tiap lapisan. Dengan menginjeksikan arus melalui dua elektroda arus maka beda potensial yang muncul dapat terukur dari elektroda potensial. Variasi harga tahanan jenis akan didapatkan jika jarak antara masing-masing elektroda diubah, sesuai dengan konfigurasi alat yang dipakai (metode dopole-dipole). Pada metode tahanan jenis diasumsikan bahwa bumi bersifat homogen isotropik, dimana nilai tahanan jenis yang terukur bukan merupakan harga sebenarnya akan tetapi merupakan nilai tahanan jenis semu (apparent Resistivity).


BAB II
SIFAT KELISTRIKAN SUATU BATUAN
.
Dalam ilmu geofisika pengetahuan dasar tentang sifat kelistrikan suatu batuan menjadi penting. Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan metode pengukuran bawah permukaan untuk mengetahui sifat kelistrikan suatu formasi atau anomali bawah permukaan. Metode ini dikenal dengan nama geolistrik atau kelistrikan bumi. Pada bagian batuan, atom-atom terikat secara ionik atau kovalen. karena adanya ikatan ini batuan mempunyai sifat menghantarkan listrik. Aliran listrik dalam batuan dapat di golongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
Konduksi secara elektronik. Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik di alirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga di pengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing batuan yang di lewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitas (tahanan jenis) yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik, begitu pula sebaliknya. Resistivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan resistansi (hambatan), dimana resistansi tidak hanya bergantung pada bahan tetapi juga bergantung pada faktor geometri atau bentuk bahan tersebut, sedangkan resistivitas tidak bergantung pada faktor geometri. Jika di tinjau suatu silinder dengan panjang L, luas penampang A, dan resistansi R, maka dapat di rumuskan:
    Di mana secara fisis rumus tersebut dapat di artikan jika panjang silinder konduktor (L) dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila diameter silinder konduktor diturunkan yang berarti luas penampang (A) berkurang maka resistansi juga meningkat. Di mana ρ adalah resistivitas (tahanan jenis) dalam Ωm. Sedangkan menurut hukum Ohm, resistivitas R dirumuskan :
Sehingga didapatkan nilai resistivitas (ρ)

namun banyak orang lebih sering menggunakan sifat konduktivitas (σ) batuan yang merupakan kebalikan dari resistivitas (ρ) dengan satuan mhos/m.
Di mana J adalah rapat arus (ampere/m 2 ) dan E adalah medan listrik (volt/m).
Konduksi secara elektrolitik. Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataannya batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang. Menurut rumus Archie:
di mana ρ e adalah resistivitas batuan, φ adalah porositas, S adalah fraksi pori-pori yang berisi air, dan ρ w adalah resistivitas air. Sedangkan a, m, dan n adalah konstanta. m disebut juga faktor sementasi.
 Untuk nilai n yang sama, schlumberger menyarankan n = 2.
Konduksi secara dielektrik. Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak sama sekali. Elektron dalam batuan berpindah dan berkumpul terpisah dalam inti karena adanya pengaruh medan listrik di luar, sehingga terjadi poliarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik batuan yang bersangkutan, contoh : mika.
           



BAB III
KESIMPULAN



Geolistrik adalah suatu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi.

Metode geolistrik sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Geolistrik yang bersifat pasif.

            Geolistrik dimana energi yang dibutuhkan telah ada terlebih dahulu sehingga tidak diperlukan adanya injeksi/pemasukan arus terlebih dahulu. Geolistrik macam ini disebut Self Potensial (SP).

2.      Geolistrik yang bersifat aktif.
            Geolistrik dimana energi yang dibutuhkan ada karena penginjeksian arus ke dalam bumi terlebih dahulu. Geolistrik macam ini ada dua metode, yaitu metode Resistivitas (Resistivity) dan Polarisasi Terimbas (Induce Polarization).

Sifat dari resistivitas batuan itu sendiri ada 3 macam, yaitu :
1. Medium konduktif.
            Medium yang mudah menghantarkan arus listrik. Besar resistivitasnya adalah 10-8 ohm m sampai dengan 1 ohm m.
1.   Medium semikonduktif.
            Medium yang cukup mudah untuk menghantarkan arus listrik. Besar resistivitasnya adalah 1 ohm m sampai dengan 107 ohm m.
3. Medium resesif.
            Medium yang sukar untuk menghantarkan arus listrik. Besar resistivitasnya adalah lebih besar 107 ohm m.

            Arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat di golongkan menjadi tiga macam, yaitu: konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
            Konduktivitas batuan berpori sangat bervariasi, tergantung pada volume, susunan pori dan kandungan air didalamnya. Sedangkan konduktivitas air bergantung pada banyaknya ion yang terdapat di dalam batuan itu sendiri.