BATUAN BEKU
·
Batuan beku terjadi karena pembekuan magma di
bawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi.
·
Magma adalah cairan silikat kental dan likat
dari larutan silika yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi
antara 1500 – 2500°C dan bersifat mobil terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (gas) dan non
volatile (non gas). Bahan-bahan volatile merupakan penyebab mobilitas magma,
sedangkan bahan non volatile terutama oksida-oksida dalam kombinasi tertentu
merupakan pembentuk mineral yang lazim kita jumpai dalam batuan beku.
·
Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku
dibagi :
1.
Batuan beku asam (warna cerah)
2.
Batuan beku intermediet (warna abu-abu)
3.
Batuan beku basa (warna gelap)
·
Berdasarkan kandungan SiO2 batuan
beku dibagi :
1.
Batuan beku asam SiO2
> 66%
2.
Batuan beku intermediet SiO2
52 – 66%
3.
Batuan beku basa SiO2
45 – 52%
4.
Batuan beku ultra basa SiO2
< 45%
·
Struktur batuan beku :
1.
Masif, tidak menunjukkan adanya lubang-lubang atau
struktur aliran.
2.
Vesikuler, berlubang-lubang yang disebabkan keluarnya
gas pada waktu pembekuan magma. Arah lubang-lubang tersebut teratur.
3.
Skoria, berlubang-lubang akan tetapi arah tidak
teratur.
4.
Amygdaloidal, lubang-lubang gas yang kemudian terisi
oleh mineral sekunder.
5.
Xenolitis, struktur yang memperlihatkan adanya
fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
·
Tekstur batuan beku :
1.
Kristalinitas :
a.
Holokristalin : apabila batuan terdiri dari massa kristal seluruhnya
b.
Holohyalin : apabila batuan terdiri dari massa gelas
seluruhnya
c.
Hipokristalin : apabila batuan terdiri dari sebagian massa
kristal dan
sebagian massa gelas
2.
Granularitas :
a.
Fanerik, apabila kristal-kristalnya jelas sehingga
dapat dibedakan dengan mata biasa.
-
Halus : diameter < 1 mm
-
Sedang : diameter 1 – 5 mm
-
Kasar : diameter 5 – 30 mm
-
Sangat kasar : diameter > 30 mm
b.
Afanitik, kristal-kristalnya sangat halus sehingga
tidak dapat dibedakan dengan pandangan mata biasa.
3.
Bentuk Kristal.
a.
Euhedral, apabila batas dari kristal adalah bentuk asli
dari bidang kristal.
b.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristal sudah
tidak nampak lagi.
c.
Anhedral, apabila kristal sudah tidak memiliki bidang
kristal lagi.
4.
Hubungan antar kristal.
a.
Equigranular, ukuran kristal yang membentuk batuan
relative sama besar.
b.
Inequigranular, ukuran kristal yang membentuk batuan
tidak sama besar.
BATUAN METAMORF
·
Batuan metamorf adalah batuan yang terjadi
karena proses ubahan dari batuan asal oleh suatu proses metamorfisme. Batuan
asal dapat terdiri dari batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf itu
sendiri.
·
Proses metamorfisme berlangsung dari fase padat
ke fase padat tanpa melalui fase cair.
·
Tipe metamorfisme :
a.
Metamorfisme thermal
Diakibatkan oleh kenaikan temperature (T).
b.
Metamorfisme dynamo
Diakibatkan oleh kenaikan tekanan (P).
c.
Metamorfisme regional
Diakibatkan oleh kenaikan temperature (T) dan tekanan (P) secara
bersama-sama.
BATUAN SEDIMEN
·
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
akibat litifikasi bahan rombakan batuan sebagai hasil denudasi (fisik/mekanis),
hasil reaksi kimia, atau hasil kegiatan organisme.
·
Batuan sedimen menutupi 66% permukaan
benua-benua dan sebagian besar samudra.
·
Batuan sedimen umumnya terbentuk pada lingkungan
yang kaya air, karbon dioksida, oksigen dan pengaruh kehidupan organik. Oleh
karenanya kebanyakan batuan sedimen kaya akan fosil, mineral-mineral yang kaya
akan air, karbonat atau garam-garam
·
Faktor-faktor dalam pembentukan batuan sedimen :
-
Batuan sumber
Terutama
untuk batuan sedimen detritus sangat dikontrol oleh batuan sumber yang ada
(batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen)
-
Transportasi dan
Sementasi
Selama
transportasi akan terjadi proses-proses sebagai berikut :
-
Terjadi pengurangan ukuran butir
-
Terjadi transportasi selektif (sorting)
-
Lingkungan
pengendapan
-
Darat
-
Laut
-
Transisi
Butir,
cangkang, struktur/tekstur mencerminkan lingkungan pengendapan.
-
Diagenesa
Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh interaksi proses kimia, fisik dan atau
biologi pada permukaan bumi, bila tertimbun oleh sedimentasi berikutnya batuan
ini akan mengalami diagenesa
Diagenesa
adalah proses perubahan dari material lepas menjadi batuan yang kompak pada
temperatur dan tekanan rendah. Diagenesa awal terjadi setelah sedimen
diendapkan. Diagenesa lanjut terjadi pada saat sedimen sudah tertimbun pada
tempat yang dalam, dan selama atau sesudah pengangkatan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah : komposisi mineral, tekstur, dan perpindahan larutan
(fluid migration)
Proses
diagenesa terdiri dari :
-
Kompaksi
Tahap awal kompaksi meliputi hilangnya kandungan air dan deformasi
susunan butiran. Lebih lanjut tekanan yang disebabkan oleh overborden akan menghasilkan fracturing
dan bending pada butiran-butiran
yang lemah. Tekanan fluida akan sangat kecil apabila batuan sudah tersemen atau
banyak matriksnya.
-
Pelarutan
Terutama pada batuan karbonat, dimana akibat adanya pelarutan menyebabkan
terbentuknya rongga-rongga.
-
Autigenesis
Mineral-mineral yang stabil pada kondisi diagenesa akan tumbuh
dilingkungan pengendapan sebagai mineral tambahan (terbentuk mineral baru)
terbadap komponen endapan asli. Umumnya mineral autigenik adalah karbonat,
silika, klorit, gipsum, illit.
-
Replacement (penggantian)
Penggantian komponen sedimen oleh mineral-mineral autigenik juga bisa
terjadi pada temperatur rendah.
Misal : - cangkang fosil oleh glaukonit
- kalsit diganti oleh kuarsa
-
Rekristalisasi
Pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal
dari pelarutan kimia material sedimen selama diagenesa atau sebelumnya (umum
pada batuan karbonat).
-
Sementasi
-
Semen silika
Semen silika terutama akan terbentuk oleh pertumbuhan keluar dari kuarsa.
Penyemenan silika mungkin juga disebabkan oleh pelarutan pada larutan yang
tertekan. Sumber silika dapat berasal dari airtanah, debu silika, biota dan
lain-lain.
-
Semen karbonat
Semen karbonat terutama adalah kalsit, tetapi bisa juga dolomit dan
siderit.
-
Semen hematit (oksida besi)
Banyak batuan sedimen klastik, hematit hadir berupa selimut tipis yang
mengelilingi butiran, tetapi seringkali juga masuk sebagai noda merah kedalam
butiran.
·
Berdasarkan Genetis (Petti John, 1975) :
-
Batuan sedimen klastik (detrital rocks)
Adalah
batuan sedimen yang tersusun oleh material-material berbutir dari hasil proses
pelapukan batuan sumber, transportasi dan sedimentasi.
-
Batuan sedimen nonklastik (chemical rocks)
Adalah
batuan yang dibentuk dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari kegiatan
organisme
Reaksi kimia :
-
Kristalisasi (reaksi anorganik)
-
Presipitasi (pertumbuhan kristal)
-
Replacement (penggantian/volume tetap)
·
Koesoemadinata (1979) telah membedakan batuan
sedimen menjadi 5 golongan, yaitu :
- Golongan detritus
-
Golongan detritus halus
Golongan ini dapat dikenal dari butiran penyusun batuan yang relatif
berukuran halus, (diameter < 1/16mm) sebagai hasil sedimentasi mekanis,
contoh : batulempung, batulanau, serpih, sedangkan batunapal dihasilkan oleh
proses sedimentasi kimiawi.
-
Golongan detritus kasar
Golongan ini dapat dikenali dari butiran penyusun batuannya yang relatif
berukuran kasar dengan diameter butirnya > 1/16mm dan umumnya dihasilkan
oleh proses sedimentasi mekasnis. Contoh : batupasir, breksi, konglomerat.
- Golongan karbonat
Golongan
ini terutama disusun oleh kelompok mineral karbonat (misal : kalsit, dolomit,
aragonit) dan cangkang-cangkang. Golongan ini dapat terbentuk sebagai hasil :
-
Sedimentasi mekanis :
batugamping bioklastik, batugamping oolit
-
Sedimentasi organis :
batugamping terumbu
-
Sedimentasi kimiawi : batugamping
kristalin
- Golongan evaporit
Dikenal
sebagai endapan mineral garam, endapan ini bersifat monomineralik. Dihasilkan
oleh penguapan larutan garam pada daerah tertutup. Batuan ini umumnya dijumpai
dalam keadaan murni dan berlapis. Mineral-mineral paling umum adalah : gips,
anhidrit, halit.
- Golongan sedimen silika
Golongan
ini adalah batuan yang bersifat monomineralik dan umumnya tersusun oleh mineral
silika, terbentuk secara sedimentasi kimiawi atau organik. Contoh :
-
Sedimentasi kimiawi : rijang
-
Sedimentasi organik :
radiolaria
- Golongan batubara
Golongan
ini terbentuk oleh adanya akumulasi zat-zat organik yang kaya akan unsur
karbon. Umumnya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Termasuk sedimentasi organis.
Contoh : gambut, bituminous, antrasit.
·
Komposisi
-
Fragmen
Butiran
pembentuk batuan yang berukuran paling besar
-
Matriks
Bagian
dari pembentuk batuan yang berukuran lebih kecil dari fragmen.
-
Semen
Bahan
pengikat antara matriks dan fragmen. Dalam batuan klastik dikenal ada tiga
macam semen yaitu : karbonat, silika dan oksida besi
·
Tekstur
-
Ukuran butir
Dalam
pemerian ukuran butir dipergunakan pedoman ukuran dari Skala Wentworth, yaitu :
NAMA BUTIR
|
BESAR BUTIR (mm)
|
|
-
Bongkah
|
boulder
|
> 256
|
-
Brangkal
|
couble
|
256 - 64
|
-
Kerakal
|
pebble
|
64 - 4
|
-
Kerikil
|
granule
|
4 - 2
|
-
Pasir sangat kasar
|
very
coarse sand
|
2 - 1
|
-
Pasir kasar
|
coarse
sand
|
1 - 1/2
|
-
Pasir sedang
|
medium
sand
|
1/2 - 1/4
|
-
Pasir halus
|
fine
sand
|
1/4 - 1/8
|
-
Pasir sangat halus
|
very
fine sand
|
1/8 - 1/16
|
-
Lanau
|
silt
|
1/16 - 1/256
|
-
Lempung
|
clay
|
< 1/256
|
-
Derajat pemilahan (sortasi)
Adalah
tingkat keseragaman butiran pembentuk batuan sedimen.
-
Pemilahan baik
-
Pemilahan sedang
-
Pemilahan buruk
-
Derajat pembundaran
-
Menyudut
-
Menyudut tanggung
-
Membulat tanggung
-
Membulat
-
Membulat baik
-
Kemas
-
Kemas terbuka :
bila kerapatan antar butiran kecil (renggang).
-
Kemas tertutup :
bila kerapatan antar butiran besar (rapat).
·
Struktur
Macam-macam struktur batuan sedimen :
-
Laminasi (< 1 cm) - Bioturbasi
-
Perlapisan (> 1 cm) - Gradded bedding
-
Ripple mark (asimetri) - Mudcracks
-
Ripple mark (simetris) - Oolites
-
Crossdedding - Dll.
STRATIGRAFI
·
Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari
pemerian perlapisan batuan pada kulit bumi. Secara luas berarti salah satu
cabang ilmu geologi yang membahas tentang urut-urutan, hubungan dan kejadian
batuan di alam dalam ruang dan waktu geologi
·
Hukum-hukum stratigrafi
-
Hukum Steno (1669)
a.
Prinsip Superposisi (Superposition Strata)
Dalam keadaan normal, dalam suatu urutan batuan yang di endapkan, maka
lapisan yang berada paling bawah umurnya paling tua.
b.
Prinsip Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)
Lapisan yang diendapkan oleh air terbentuk terus-menerus secara lateral
dan hanya membaji pada tepi cekungan pengendapan, pada masa cekungan itu
terbentuk.
c.
Prinsip Akumulasi Vertikal (Original Horizontality)
Lapisan Sedimen pada mulanya diendapkan dalam keadaan mendatar
(horizontal), sedangkan akumulasi pengendapannya terjadi secara vertikal.
-
Uniformitarisme (James Hutton, 1785)
The Present is The Key To The Past
-
Hukum Intrusi Penerobosan oleh AWR Potter & H.
Robinson
Suatu
intrusi lebih muda umurnya jika dibandingkan dengan batuan yang diterobos.
-
Hukum Pergantian/Urutan Fauna (de Soulovie, 1977)
Dalam
urut-urutan batuan sedimen, sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan fosil
(fauna) tertentu (berbeda) dengan sekelompok lapisan di atas dan di bawahnya.
-
Strata Identified by Fossils (William Smith, 1816)
Urutan
lapisan sedimen dapat dilacak dengan mengenai kumpulan fosilnya yang
didiagnostik jika kriteria litologinya tidak menentu. Ini dapat diartikan bahwa
suatu lapisan yang sama (meski litologinya berbeda) akan dapat dikenali melalui
kandungan fosilnya yang sama.
-
Prinsip Kepunahan Organik (George Cuvier)
Prinsip-prinsip
kepunahan organik dibuktikan oleh kumpulan fosil yang berlainan dalam urutan
stratigrafinya, dimana endapan yang lebih muda mengandung makhluk-makhluk yang
sekarang daripada yang dikandung oleh endapan yang lebih tua.
GEOLOGI STRUKTUR
·
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari
bentuk arsitektur kulit bumi dan gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada kulit bumi.
·
Struktur batuan :
1.
Struktur primer. Struktur yang terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya batuan tersebut.
2.
Stuktur sekunder. Stuktur yang terbentuk setelah
pembentukan batuan.
·
Macam-macam struktur sekunder
1.
Kekar. Yaitu rekahan-rekahan dalam batuan yang terjadi
karena tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak
bumi atau pengurangan/penghilangan tekanan dimana pergeseran dianggap sama
sekali tidak ada.
2.
Sesar. Yaitu rekahan-rekahan dalam kulit bumi yang
mengalami pergeseran, yang arahnya sejajar dengan bidang rekahannya satu
terhadap yang lainnya.
3.
Lipatan. Yaitu bentuk lengkung suatu benda pipih/lempeng,
dapat disebabkan oleh 2 macam mekanisme, yaitu buckling dan bending.
PALEONTOLOGI
·
Kehidupan organisme laut ditinjau dari cara
hidup dan sifat maupun kedalaman tempat hidupnya, dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu :
-
Pellagic :
Organisme
yang hidupnya mengambang atau berenang, terdiri dari :
Ø
Planktonik yaitu organisme yang hidupnya
mengambang dan tergantung oleh medium lain (arus laut) dan bersifat pasif.
Ø
Nektonik yaitu organisme yang hidupnya bergerak
sendiri, bersifat aktif.
-
Bentonik :
Organisme
yang hidupnya di dasar laut, terdiri dari :
Ø
Sesil yaitu organisme yang hidupnya menambatkan
diri/tertambat.
Ø
Vagile yaitu organisme yang bergerak
merambat/merayap.
·
Zona Bathymetri
Lingkungan
Pengendapan
|
Kedalaman
(m)
|
Neritik
Tepi
|
0
– 20
|
Neritik
Tengah
|
20
– 100
|
Neritik
Luar
|
100
– 200
|
Bathyal
Atas
|
200
– 500
|
Bathyal
Bawah
|
500
– 2000
|
Abysal
|
2000
– 6000
|
Hadal
|
>
6000
|
·
Fosil adalah sisa kehidupan masa lampau baik
secara langsung maupun tidak langsung, terjadi oleh proses alami, minimal
berumur Pleistosen.
·
Syarat kehidupan dapat terbentuk fosil :
-
Organisme mempunyai bagian yang keras
-
Setelah mati segera tersimpan dalam batuan
-
Tidak dimangsa hewan lain
-
Tidak bersifat oksidatif
-
Tidak terganggu proses-proses geologi
·
Kegunaan fosil :
-
Fosil index. Digunakan untuk menunjukkan umur relatif.
-
Fosil Bathymetri. Sebagai penunjuk kedalaman.
-
Fosil Lapisan. Sebagai penunjuk lapisan batuan yang
sama.
-
Fosil Lingkungan. Digunakan untuk menunjukkan
lingkungan saat itu.
-
Fosil Diagnostik. Fosil mencirikan lapisan yang
bersangkutan.
-
Bukti ada kehidupan
-
Penunjuk paleoclimate
-
Rekonstruksi paleogeografi
-
Bukti ada evolusi kehidupan
-
Penyusun biostratigrafi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar