Pages
Kamis, 19 April 2012
Senin, 16 April 2012
BATUAN BEKU
Pengertian Batuan Beku
BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan
igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur,
penurunan tekanan,
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan
Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai
cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi
antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada
kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang
larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan
lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas)
yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan
suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk.
Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan
penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri
yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku,
sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat
fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik
batuan beku tidak akan lepas dari
Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan
atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan
antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari
batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya
ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
A. Kristalinitas
Kristalinitas
adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain
itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam
pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga
kelas derajat kristalisasi, yaitu:
• Holokristalin, yaitu
batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah
karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat
permukaan.
• Hipokristalin, yaitu
apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari
massa kristal.
• Holohialin, yaitu batuan
beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak
terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang
lebih kecil dari tubuh batuan.
B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran)
pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir,
yaitu:
1.
Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan
satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis
fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine),
apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang
(medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
- Kasar (coarse),
apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
- Sangat kasar
(very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
2. Afanitik,
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat
dibedakan:
- Mikrokristalin, apabila
mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan
ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
- Kriptokristalin, apabila
mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan
bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
- Amorf/glassy/hyaline,
apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
C. Bentuk Kristal
Bentuk kristal
adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu:
- Euhedral,
apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral,
apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral,
apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari
pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
-
Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih
panjang dari satu dimensi yang lain.
- Prismitik, apabila bentuk kristal
satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
- Irregular,
apabila bentuk kristal tidak teratur.
D. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi
didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang
lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
- Equigranular, yaitu apabila secara
relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.
Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya
sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris
dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau
gelas.
Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan
secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan
batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan
saja, misalnya:
• Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling
khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
• Joint struktur, merupakan struktur
yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah
aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand
speciment sample), yaitu:
• Masif, yaitu apabila tidak
menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya
lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku.
• Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang
disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang
tersebut menunjukkan arah yang teratur.
• Skoria, yaitu struktur yang sama
dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah
yang tidak teratur.
• Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas
telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau
karbonat.
• Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
• Pada umumnya batuan beku tanpa
struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku
dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma,
misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
Komposisi
Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada
batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas
dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang,
terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid
dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang
berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan
berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian
dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang
sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara
terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive
rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock,
untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam
bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan
effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2
(C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan
SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara
52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku
basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila
kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna (
S.J. Shand, 1943), yaitu:
• Leucoctaris
rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
• Mesococtik
rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik
rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga
membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
• Holofelsic,
untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk
batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic,
untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk
batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%
Foto lokasi Pengambilan Sampel
Batuan Beku,Indrapuri,Aceh Besar




Keterangan
:
Berdasarkan
hasil pengamatan berdasarkan komposisi mineral yang dapat dilihat dari warna,
maka sampel batu diatas merupakan batuan beku intermediate dengan kandungan
SiO2 52 - 66 %.
POLUSI CAHAYA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Cahaya
merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat
dengan mat. Cahaya juga merupakan dasar u akuran meter: 1 meter adalah jarak
yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya
adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau
memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya
bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu
yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya
terhalang, bayangan yang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak
dapat berbelok. Namun cahaya dapat dipantulkan .
Pembangunan yang dilakukan besar-besaran di Indonesia dapat
membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dampak negatif ini antara
lain adalah pencemaran. Pencemar ialah bila sesuatu berpengaruh jelek
terhadap lingkungan.Lingkungan mempunyai penyimpangan akibat pencemar itu.
Susunan udara yang tercemar akan mempunyai komposisi lain daripada udara
normal, udara benih disekitar kita. Yang mengotori atau mengubah susunan
lingkungan kita tidak dimasukkan pencemar kecuali kalau mempunyai pengaruh
jelek terhadaplingkungan.
Masalah
pencemaran lingkungan ini dirasakan semakin meningkat, terutamayang diakibatkan
oleh limbah-limbah pabrik. Pencemaran pun menjadi masalah pokok, terutama
di kota-kota besar yang padat penduduknya dan di kawasan industri.Selain
pencemaran oleh asap kendaraan bermotor, limbah pabrik dan
sebagainya, pencemaran juga dapat terjadi oleh cahaya atau yang biasa
disebut dengan polusicahaya.
Istilah
polusi cahaya merujuk pada suatu keadaan cahaya berlebihan, baik dari sumber-sumber
alamiah maupun dari sumber-sumber buatan, yang menimbulkan rasa ketidak nyamanan.
Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak ditimbulkan oleh sumber-sumber
cahaya buatan, misalnya dari lampu penerangan jalan, lampu-lampu reklame, lampu
dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga, lampu penerangan luar,
dan lain-lain, yang umumnya akibat penggunaan sistem peneranganyang tidak
tepat.Pencahayaan yang tidak tepat umumnya menyebabkan terhamburnya cahayake
atas (ke arah langit) secara percuma, sehingga cahaya terbuang secara
sia-sia.Karena itu, terjadinya polusi cahaya biasanya merupakan indikator dari
pemborosan energi
Dewasa ini, kita sedang mengalami krisis listrik, namun kita
masih sajamenghamburkan listrik melalui lampu penerangan yang tidak tepat. Polusi
cahayatidak hanya menyebabkan "hilang"nya bintang-bintang di langit
malam, tetapi telahdiketahui bahwa polusi cahaya juga mempunyai dampak
ekologis, misalnyamenngganggu sistem reproduksi hewan, mengganggu navigasi burung-burung,
danlain-lain.Jenis-jenis polusi cahaya :
1.Light
trespass : Langit tampak terang karena memendarkan cahaya yang diterimanya.
2.Over
illumination : Bangunan atau sesuatu properti yang diterangi
terlalu berlebihan.
3.Glare
: Kilauan cahaya akibat sumber cahaya tidak tepatsasaran.
4.Sky
Glow : Langit tampak terang karena memendarkan cahayayang diterimanya
BAB II
DAMPAK DARI POLUSI CAHAYA
1.DAMPAK PADA PENELITIAN ASTRONOMI
Langit yang terkena polusi cahaya akan nampak terang
sehingga bintang - bintang atau benda - benda langit lain yang seharusnya
bisa terlihat menjadi tidak terlihat. Sekarang Komplek Observatorium
Bosscha di Lembang mengalami masalahdalam melaksanakan tugasnya melakukan
pengamatan bintang. Hal ini dikarenakanoleh cahaya-cahaya lampu yang berasal
dari kota Bandung dan desa kecil Lembang.Bintang menjadi tampak berkedip cepat
berkas cahayanya, hal ini menandakanturunya kualitas cahaya pada suatu waktu
.2.DAMPAK PADA HEWAN
Kita semua pasti pernah melihat
berbagai jenis serangga yang menggeromboldi sekitar lampu jalan. Ketika melihat
mereka, kita mungkin hanya berfikir bahwa memang serangga tertarik dengan
lampu, tapi pada kenyataannya, serangga lebih dari sekedar tertarik melainkan
sebuah obsesi. Serangga yang terbang di sekitar lampu bersama dengan
serangga lainnya lama kelamaan akan kelelahan, buta, atau bahkan mati
terpanggang karena kepanasan. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwarata-rata
setiap lampu jalan di malam hari bisa membunuh sekitar 150 serangga. Jikasatu
tahun berarti sekitar 54.750 serangga dibunuh oleh sebuah lampu.
Bayangkanseandainya ada 50 buah lampu dalam satu kompleks, berarti ada
2.737.500 ekor serangga yang terbunuh dalam satu tahun.
Bagaimana pula jika kita hitung juga
lampu di seluruh kota, seluruh negara, dan sampai seluruh dunia, pasti akan
ratusan juta serangga yang mati. Kita mungkin berpikir semakin bagus
semakin banyak serangga yang mati sehingga semakin sedikit yang mengganggu
kita, tapi bagi penghuni bumi yang lain seperti burung, kelelawar, reptil
dan katak mungkin akan berpikiran lain
Burung
gereja dan burung-burung lain mencari serangga untuk makanan mereka. Jika
ratusan juta serangga mati dalam setahun, tentu perburuan makananakan semakin
sulit bagi mereka. Kelelawar, cicak, dan katak juga memburu serangga.Tentu
keadaannya akan semakin sulit bagi mereka pada masa yang akan datang.Selain
itu, burung-burung tertentu juga melakukan migrasi tahunan ke tempat yang lebih
hangat dan kembali ke tempat semula. Burung menggunakan medan magnet bumi
sebagai kompas untuk navigasi dan rasi-rasi bintang dan cahaya bulan
sebagai petanya. Biasanya mereka melakukan perjalanan sangat jauh antar
benua dan berjarak ratusan kilometer menggunakan cahaya bintang dan bulan
sebagai pemandu jalanmereka.
Pada
saat sekarang ini, cahaya benda-benda langit semakin kalah dan redup dengan
semakin terangnya cahaya buatan dari perkotaan. (Anonim, 2010)Cahaya buatan
dari gedung-gedung pencakar langit telah mengecoh penginderaan
burung-burung sehingga banyak burung yang mati menabrak dindingataupun kaca
gedung tersebut, hal ini terjadi di Toronto, lebih dari 1000 ekor dari
89spesies mati hanya dalam kurun waktu 3 bulan.Penyu yang hendak bertelur yang
biasanya mencari pantai gelap semakin sulitmencari tempat yang tepat akibat
pemukiman di pinggir pantai
Burung-burung dalam keluargablackbird dan Bulbul di Amerika berkicau pada jam-jam
yang tidak tepat akibat cahaya artifisial. Burung-burung di kilangminyak lepas
pantai terpikat oleh lampu sorot, hingga mereka berputar-putar hinggakelelahan
dan mati. Populasi Angsa
bewick yang
menghabiskan musim panas diInggris menjadi gemuk lebih cepat, mendorong mereka
migrasi ke siberia lebih awal.Jumlah spesies kelelawar juga mulai berkurang
akibat lampu lampu berlebihan yang sangat terang. Tumbuhan yang mekar pada
malam haripun ikutterganggu aktivitas penyerbukannya. Karena suasana terlalu
terang, kupu-kupumenjadi terganggu untuk melakukan penyerbukan. Hal ini sudah
jelas bahwa polusiudara menyebabkan ekosistem ikut terganggu.Kehidupan bawah
airpun ternyata ikut terganggu juga dengan adanya polusicahaya.
Menurut penelitian, cahaya buatan pada malam hari dapat
menurunkantingkat kualitas air di danau. Dengan menurunnya kualitas air, maka
banyak vitoplankton dan zooplankton yang mati. Hal ini menyebabkan
ikan-ikan kehilanganmakanannya. Jika sudah begitu, rantai makanan akan terganggu.
Ikan-ikan akansemakin berkurang populasinya, dan hasil tangkapan nelayanpun
akan ikut berkurang. Dengan begini tentu semua pihak akan ikut dirugikan.
3.DAMPAK PADA MANUSIA
Terangnya cahaya malam membuat siklus hormon dalam manusia
menjadi sedikit berubah, dan perubahan ini memberi kontribusi yang sangat besar
terhadap kesehatan dan psikologi manusia. Menurut penelitian di Eropa
menunjukkan bahwa ada kaitan antara wanita yang berada di lingkungan berpolusi
cahaya dengan kanker payudara. Selain itu masih banyak hal - hal
lain yang masih diteliti dampaknya.Ketika kita tidur, tubuh kita menghasilkan
hormon
Melatonin. Hormon ini banyak
manfaatnya, diantaranya untuk mengatur jam tidur dan mencegah
stress. Namun, pembentukan hormon ini terhambat dengan adanya cahaya.
Jadi, dianjurkan untuk mematikan lampu saat tidur biar sehat dan tidak gampang
stress.
Polusi cahaya adalah suatu polusi yang poluttannya (unsur
penyebab polusi) bukan berupa partikel-partikel tapi berbentuk cahaya.
Cahaya di sini dalam artian cahaya yang berlebihan.
Seperti halnya polusi udara timbul karena udara yang berlebihan dan kotor.
Polusi cahaya juga timbul karena adanya cahaya yang berlebihan atau tidak
efisien dan tidak terkontrol.Tidak efisien dan tidak terkontrol, berarti penggunaannya
tidak efektif dantidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti penerangan lampu yang
cahayanya tidak mengarah ke arah yang tepat sesuai dengan kebutuhan,
dengan kata lain mengarah kearea yang tidak perlu. Contoh penerangan permukaan
yang mengarah ke langit,tembok dan lain-lain.
Biasanya
faktor-faktor yang bisa menimbulkan polusi cahaya berupa jenis lampu serta
wadah lampu yang digunakan, arah penyinaran, serta titik-titik pencahayaan yang
tidak perlu/tidak efektif. Perlu juga kita ketahui beberapa hal penting
yang berkaitan dengan polusi cahaya. Dimana jika terus dibiarkan
akan berdampak kepada lingkungan dengan terputusnya mata rantai pada
siklus ekologi.Yaitu akan membuat matinya burung-burung migran serta fauna
malam lainnya.Burung-burung tersebut mati karena benturan terhadap kaca-kaca
gedung pencakar langit dengan pancaran cahaya-nya yang berlebihan. Selain
itu sudah sangat jelas bahwa penggunaan cahaya yang berlebihan akan
berakibat terhadap borosnya energiyang terpakai.
Semakin
maraknya pembangunan di kawasan Bandung Utara, berarti akanmemicu terjadinya
peningkatan polusi cahaya di daerah tersebut. Disamping merusak fungsi
dari kawasan tersebut sebagai kawasan lindung tentunya. KawasanObservatorium
Bosscha sebagai stasiun peneropongan bintang terbesar dan tertua diIndonesia
yang berada di kawasan ini, juga akan terancam mati aktifitasnya
karena polusi cahaya yang menganggu aktifitas penelitian bintang. Polusi
cahaya akanmenyebabkan satu persatu bintang-bintang hilang dari pemandangan
langit malam.
Jangankan
polusi cahaya yang berasal dari daerah sekitar Bosscha, sebenarnya yang berasal
dari Kota Bandung pun sudah mengancam aktifitas peneropongan.Observatorium
Bosscha berada pada ketinggian 1300 mdpl dan Bandung berada padaketinggian 700
mdpl. Walaupun terdapat perbedaan jarak ketinggian yang cukup jauh(yaitu 600
mdpl), tapi pengaruhnya sangatlah besar. Hal ini terbukti
lewat perbandingan dari bintang yang terlihat lewat teleskop. Dimana jika
diarahkan ke Utara
(ke arah Lembang) bintang yang bisa terlihat lebih banyak dibandingkan
jikadiarahkan ke arah Selatan (ke arah Bandung).
Kaitannya mengenai boleh
tidaknyamembangun di kawasan Bosscha, sudah jelas ada aturan yang melarangnya. Yaitu
SK. Menbudpar No. KN 51/OT.007/MKP/20/2004 yang menyatakan bahwa dalamradius 50
kilometer sekitar kawasan tidak boleh ada bangunan.
Belum lagi beberapa pasal dalam
PERDA Kawasan Lindung yang sangat jelas menyatakan bahwa kawasan Bandung Utara Bosscha
diantaranya± merupakan kawasan lindung yangmempunyai fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakupsumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai
sejarah serta budaya bangsa, gunakepentingan pembangunan
berkelanjutan.(Kurniawan, 2010)
Polusi
cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan,
properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusicahaya
paling parah terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan
kepadatan penduduk tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta
kota-kota utama diTimur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo. Misalnya,
masalah polusi cahaya diInggris. Sebagian besar masyarakat Inggris merasa
indahnya pemandang langit dimalam hari telah dirusak oleh cahaya lampu buatan
manusia. LSM lnggris TheCampaign to Protect Rural England (CPRE) meminta adanya
pengawasan terhadap penggunaan lampu jalan dan papan iklan untuk
mengurangi masalah ini.
Hasil
surveiyang dilakukan British Astronomical Association terhadap 1745 orang
menemukan83 persen mengaku terpengaruh dengan kondisi ini. Sekitar 50 persen
respondenmenyatakan terganggu tidurnya akibat cahaya buatan ini. CPRE
menyatakan, polusicahaya buatan ini memboroskan uang, merusak lingkungan dan
menyebabkanturunnya keindahan langit di waktu malam. Lembaga itu menambahkan,
polusicahaya menyebabkan kesedihan, frustasi dan marah. Meskipun sudah banyak
usahauntuk mengatasi polusi cahaya, CPRE meminta para pelaku bisnis dan
kalanganrumah tangga mengambil langkah lebih jauh untuk mengurangi dampak
polusi ini.Menurut lembaga ini, dari 1993 hingga 2000 polusi cahaya di Inggris
naik hingga 7 persen.
Pemerintah
Inggris sudah mengeluarkan dana hingga jutaan poundsterlinguntuk lampu jalan
setiap tahun. Penggunaan lampu ini menyebabkan peningkatan emisi karbon sekitar
5 hingga 10 persen. Juru kampanye CPRE Emma Marringtonmengatakan, polusi cahaya
menyebabkan pemborosan energi dan keuangan negara.Selain itu lebih banyak emisi
karbon yang lepas ke udara. (Kurniawan, 2010).Terdapat beberapa kelompok yang
berusaha mencegah polusi cahaya. Polusicahaya pertama kali dimasukan kedalam
berita tahun 1964, ketika sebuahobservatorium pindah untuk menghindari polusi
cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika
Ceko mengesahkan undang-undang polusicahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi
cahaya pelan-pelan mulai dianggapsebagai masalah publik. (Lingga,
2010)Kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia menjadi sumber
polusicahaya. Tak ada lagi kesempatan memandang keindahan langit malam. Para
astronom pun kesulitan mengobservasi angkasa di malam hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Polusi cahaya adalah salah satu jenis polusi.
Definisi dari polusi cahaya adalah "dampak buruk akibat cahaya buatan
manusia". Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu
besar. Beberapa spesies,
termasuk tumbuhan dan manusia, mengalami dampak dari polusi cahaya. Kebanyakan
orang tidak pernah mendengar apa itu polusi cahaya, dan yang mengetahuinya
biasanya tidak peduli atau tidak melakukan apa-apa untuk menanggulanginya.
Polusi cahaya merugikan Amerika
Serikat satu miliar dollar setiap tahun.
Polusi cahaya
adalah efek samping dari industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari
pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial,
kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi cahaya paling parah terjadi di
wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi di Amerika
Utara, Eropa,
dan Jepang,
serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika
Utara seperti Kairo.
Terdapat
beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi cahaya pertama
kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuah observatorium pindah
untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga
6 Juni 2002, ketika Ceko
mengsahkan undang-undang polusi cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi
cahaya pelan-pelan mulai dianggap sebagai masalah publik.
Langganan:
Postingan (Atom)